Penyakit jamur pada tanaman menjadi ancaman utama pertanian di Indonesia. Akibat serangan jamur pada tanaman mampu menurunkan tingkat produktivitas pertanian nasional hingga 70%. Salah satu cara pengendalian yang bisa dilakukan ialah pengaplikasian fungisida nabati.
Fungisida nabati merupakan senyawa dari bahan alam yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan jamur yang merugikan. Dengan bahan dasar nabati, fungisida relatif aman bagi lingkungan, tidak mencemari lingkungan, mudah terurai sehingga tidak menimbulkan residu yang berlebihan.
Mengapa perlu menggunakan fungisida nabati untuk melindungi tanaman?
Selama ini, kita menyadari bahwa penggunaan pestisida kimia memiliki dampak negatif yaitu pencemaran lingkungan, menyebabkan residu dan resurgensi hama, serta dapat mengakibatkan dampak buruk pada produk pertanian tersebut. Oleh karena itu, sebagai upaya mengurangi dampak negatif bagi lingkungan maka perlu pemanfaatan pestisida nabati.
Tanaman sebagai Sumber Fungisida Nabati
Bawang Putih (Allium sativum L)
Senyawa kimia yang dapat merusak membran jamur ialah saponin. Saponin mempunyai sistem kerja dengan merusak membran plasma dari jamur. senyawa saponin dapat merusak sel membran sitoplasma jamur dengan meningkatkan permeabilitas membran sel jamur. Senyawa kimia flavonoid pada bawang putih memiliki aktivitas antijamur
Gangguan pada pembentukan partikel protein dapat mencegah proses sintesis protein di dalam inti sel sehingga menyebabkan kematian pada sel jamur
Kunyit (Curcuma domestica)
Kandungan utama kunyit ialah minyak atsiri dan kurkuminoid. Kandungan minyak atsiri keton sesquiterpen yaitu turmeron dan artumeron yang memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri, antioksidan dan anti hepatotoksik. Hasil dari beberapa penelitian menunjukan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kunyit mampu menghambat pertumbuhan miselium jamur.
Rimpang kunyit ini diketahui memiliki daya hambat yang cukup besar untuk pertumbuhan jamur. Kandungan antifungi dalam kunyit, seperti kurkumin dan minyak atsiri mampu menghambat pertumbuhan dua jamur patogen, yaitu Fusarium solani dan Helminthosporium oryzae.
Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Segarnya aroma cengkeh dalam berbagai produk disukai oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, dibalik aromanya yang segar, cengkeh kerap dimanfaatkan dalam dunia pertanian. Kandungan cengkeh yang menimbulkan aroma khas berasal dari komponen minyak atsiri yang disebut eugenol dan komponen non-fenolat.
Cengkeh memiliki spektrum penggunaan yang sangat luas karena efektif digunakan baik sebagai bakterisida, fungisida, insektisida, nematisida maupun moluskisida. senyawa eugenol mampu mencegah berkembangnya bakteri dan jamur.
Eugenol sendiri bersifat toksik bagi beberapa jamur patogen seperti Fusarium oxysporium, phytopthora, Rigidaporus lignosus dan Rhizoctonia solani.
Penggunaan fungisida nabati lebih aman terhadap lingkungan serta ekosistem karena tak meninggalkan bahan residu yang berbahaya. Fungisida nabati tentu berpengaruh pada hasil produk tanaman yang dihasilkan menjadi lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi