Strategi Menjaga Kualitas Air dalam pemeliharaan ikan KOI agar tetap sehat dan memiliki corak warna yang indah.
Sejak masa pandemi covid-19, hampir seluruh masyarakat Indonesia menerapkan pembatasan sosial bertajuk ‘stay at home’ atau bertahan di rumah. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. Kebiasaan baru, adaptasi baru membuat masyarakat mencari cara supaya tidak stress. Agar imunitas tubuh tetap terjaga seperti olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi dan seimbang serta menyalurkan hobi.
Salah satu hobi yang cukup menjadi tren saat ini yaitu memelihara ikan KOI, ikan yang dipercaya dapat membawa keberuntungan, simbol cinta dan persahabatan. Ikan KOI terkenal dengan corak warna-warni, tidak heran jika dalam satu kolam terdapat berbagai jenis warna ikan yang menarik untuk memanjakan mata dan meningkatkan imunitas tubuh. Bersumber dari perasaan senang dan terhibur pada saat moment memberi pakan bersamaan dengan suara percikan air yang membuat hati merasa tenang dan damai.
Ikan KOI termasuk jenis ikan yang tidak sulit dalam manajemen pakan. Sang pemilik tidak wajib untuk memberikan pakan setiap harinya, yang terpenting ialah menerapkan pengelolaan strategi menjaga kualitas air. Selain itu memelihara ikan KOI memiliki prestise tersendiri bagi si pemiliknya, mulai dari jenis ikannya yang beragam hingga pattern atau corak tubuh yang khas dan unik, ukuran tubuh yang presisi, panjang tubuhnya atau umur ikannya dan yang terpenting status kesehatan ikan.
Lalu bagaimana strategi menjaga kualitas air agar selalu baik bagi pertumbuhan ikan?
Jelas, jawabannya pada bagian-bagian sistem filter. Lantas kenapa filter itu sangat penting? karena filter merupakan jantung dari ekosistem air kolam yang mendukung kehidupan dan pekembangan KOI serta biota yang ada dalam air.
Fungsi filter sebagai strategi kualitas air terbagi menjadi 4 bagian yaitu filter mekanik, filter biologi, filter kimia dan filter khusus. Umumnya bagian filter terletak pada chamber (bak) terpisah antara bagian lainnya.
Filter mekanis berfungsi menyaring partikel seperti kotoran ikan, sisa pakan dll. Sehingga, teman-teman dapat memakai media saringan atau jaring, sponge atau sikat (brush).
Filter biologi berfungsi mengurai zat ammonia (NH3) yang berasal dari kotoran ikan dan sisa pakan untuk menjadi nitrat (NO3) yang tidak berbahaya dan bermanfaat bagi kualitas air. Untuk itu, dalam penerapan strategi pengelolaan kualitas air teman-teman dapat memakai media batu apung, bioring, lavarock sebagai tempat hidup bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan dalam proses penguraian atau nitrifikasi. Bakteri tersebut biasanya jumlahnya sangat sedikit, sehingga perlu menambah bakteri dari luar atau dari produk probiotik yang mengandung bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter.
Untuk point 2, yaitu filter biologi memiliki peran terpenting dalam keberhasilan sistem filtrasi kolam, sehingga volume chamber (bak) lebih besar.
Bagaimana mekanisme penguraian sisa pakan dan kotoran ikan oleh bakter Nitrosomonas dan Nitrobacter melalui proses nitrifikasi.
Pertama teman-teman harus mengerti apa itu bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter?
- Nitrosomonas adalah bakteri yang memiliki kemampuan untuk merombak senyawa ammonia menjadi senyawa nitrit.
- Nitrobacter adalah bakteri yang memiliki kemampuan mengoksidasi atau merombak senyawa nitrit menjadi senyawa nitrat.
Proses Nitrifikasi seperti apa?
Pada awalnya, ketika bakteri Nitrosomonas berada di perairan, bakteri tersebut akan mengubah amoniak menjadi nitrit (NO2), proses selanjutnya dengan mengubah nitrit tersebut menjadi nitrat dengan bantuan bakteri Nitrobacter. Bakteri Nitrobacter sendiri, adalah bakteri pembersih yang membutuhkan oksigen, sehingga memerlukan ruang pengendap yang berfungsi untuk memisahkan sendimen air.
Beberapa jenis bakteri autrotopik seperti: Nitrobacter (mengoksidasi nitrit), Thibacillus Ferrooxidans, Nitrosomonas dan Nitrosococcus (mengoksidasi amonia), serta Rhodopseudomons. dan heterotropik seperti: Escherichia coli, fungi (Aspergillus).
Pada proses terjadinya nitrifikasi yang berhasil, maka akan menghasilkan lingkungan air kolam yang kondusif dan relatif aman bagi ikan.
- Filter kimia berfungsi menyaring materi yang tidak bisa tersaring secara mekanis dan biologis. Untuk itu, dapat menggunakan media batu zeolite (mengikat nitrit yang tersisa), carbon aktif (akan menyerap bau atau warna), dan kulit kerang (sebagai PH buffer).
- Filter khusus berfungsi untuk menyaring material/senyawa tertentu seperti penggunaan filter UV untuk mensterilkan dan menjernihkan air.
Ingat! Penting bagi teman-teman yang memiliki ketertarikan memelihara koi untuk menerapkan startegi menjaga kualitas air dengan memastikan sistem filtrasi yang baik. Apabila teman-teman ingin membuat kolam KOI, pastikan pembuatan filtrasi konvensional minimal 30% dari volume air kolam KOI. Dan jika kolam filtrasi yang akan digunakan premium menggunakan media Rotary Drum Filter (RDF) volume filtrasi 20-25%.
CATATAN: Semakin mahal filter, maka maintenance semakin mudah!
Sumber gambar: www.egeplast.com
Penulis: Yosua Sujud Apriyanto M.Pt (+62 859-2509-1532)
Penyunting: Yovita Cahya