Rhobac, Probiotik Untuk Menurunkan Tingkat H2S Kolam Ikan

by | May 20, 2024 | Peternakan | 0 comments

kolam ikan pembaca kerap memunculkan bau tak sedap? Bau tidak sedap ini biasanya merupakan pertanda bahwa kualitas air kolam sedang memburuk. Bau ini disebabkan karena tingkat H2S atau asam sulfida pada kolam tinggi. H2S atau asam sulfida berasal dari proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob. H2S, apabila tidak dioksidasi menjadi senyawa sulfat akan bersifat toksik yang dapat membunuh ikan, udang, atau hewan tambak pada umumnya. Ketika oksigen terlarut menurun, penguraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme anaerob yang mengeluarkan gas asam sulfida. Semakin berat tingkat pencemaran air, oksigen terlarut di air menjadi semakin rendah dan jenis organisme aerob yang dapat bertahan menurun.

Peran Bakteri Rhodobacter dan Rhodopseumonas

Sebagai upaya penanganan, dapat memanfaatkan bakteri baik atau probiotik untuk menurunkan tingkat H2S pada kolam Anda. Bakteri-bakteri tersebut antara lain Rhodobacter dan Rhodopseudomonas. Rhodobacteria mampu memfiksasi nitrogen, membantu proses nitrifikasi, dan mengubah senyawa sulfid dalam kolam menjadi sulfat. Pemberian bakteri ini sebagai agen bioremediasi ke dalam tambak diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bakteri yang berperan dalam proses remineralisasi unsur hara nitrogen juga sulfur dan membantu proses purifikasi alamiah dalam siklus nitrogen dan siklus belerang. Serta menjaga keseimbangan kondisi kualitas air di tambak ikan dan udang karena pemeliharaan kualitas air sangat dibutuhkan untuk menunjang kelulushidupan dan pertumbuhan optimal dari biota yang dibudidayakan.

Bakteri Rhodopseudomonas juga berperan dalam mendukung kualitas air. Masalah perairan tersebut antara lain banyaknya sisa protein dari pakan yang terakumulasi yang menyebabkan peningkatan kandungan nitrit dan nitrat. Bakteri ini mampu mengurai nitrit dan nitrat menjadi nitrogen sehingga berdampak pada berkurangnya kekeruhan air kolam.

Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratama dkk. (2016), pengukuran konsentrasi asam sulfida (H2S) terdapat perbedaan antara kolam yang diberikan probiotik dan kolam tanpa probiotik. Konsentrasi asam sulfida pada kolam tanpa probiotik lebih tinggi, diduga karena terjadi penurunan kandungan oksigen terlarut. Rendahnya konsentrasi asam sulfida (H2S) pada kolam probiotik diduga disebabkan oleh bakteri yang ada pada probiotik mengoksidasi senyawa yang mengandung sulfur dalam kondisi aerob. Sehingga terbukti bahwa probiotik dapat menurunkan kadar H2S pada kolam.

Rekomendasi Bakteri Pengurai H2S

Produk rhobac

Kehadiran Rhobac sebagai bakteri fotosintesis mampu bekerja optimal dengan bantuan sinar matahari, serta mikroba yang mampu mengurai H2S, Ammonia, dan Nitrit penyebab bau pada kolam atau limbah organik lainnya. Sehingga dapat mengatasi cemaran lingkungan yang disebabkan bau tak sedap.

RHOBAC” mengandung bakteri Rhodobacter capsulatus ≥ 1 x 106 CFU/ml dan Rhodopseudomonas palustris ≥ 1 x 106 CFU/ml. Diberikan 1 ml/ 10 Liter selama 5 hari berturut-turut untuk kolam dengan air baru. Sedangkan untuk kolam air lama dapat diberikan 1 ml/Liter selama 5 hari berturut-turut selanjutnya setiap 1 minggu. Dengan “RHOBAC”, kualitas air kolam dan tambak akan meningkat dengan menurunnya kandungan H2S.

Pratama, F.A., Afiati, N., Djunaedi, A. 2016. Kondisi Kualitas Air Kolam Budidaya dengan Penggunaan Probiotik dan Tanpa Probiotik terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) di Cirebon, Jawa Barat. Diponegoro Journal of Maquares Vol. 5, Nomor 1, Tahun 2016: 38-45.