Pupuk dan hasil pertanian memiliki hubungan fungsional antara input dan output. Dalam payung pembangunan pertanian, pupuk menjadi unsur penting dalam peningkatan produktivitas serta menjadi bagian tak dapat terpisahkan dari sistem usahatani.
Sehingga, dalam upaya peningkatan produktivitas harus diimbangi dengan upaya ketersediaan distribusi sarana produksi, salah satunya ialah ketersediaan pupuk yang berimbang. Ketersediaan ini memiliki peranan strategis dalam mendukung tercapainya tingkat dan mutu pertanian yang optimal.
Indonesia telah mengenal pupuk bersubsidi sejak 1969
Kebijakan pemberian subsidi pupuk sudah bukan barang baru di Indonesia, bahkan sudah ditetapkan sejak Orde Lama, dengan beragam skema pendistribusian yang berbeda. Namun, dari setiap perbedaan, esensinya tetap sama, yaitu mendorong peningkatan produktivitas dan produksi pangan nasional guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Secara historis, kebijakan subsidi pupuk bersifat dinamis sesuai dengan kondisi lingkungan spesifik lokasi. sehingga memperoleh hasil pertanian yang optimal.
Pupuk menjadi kebutuhan sarana produksi penting dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas, mutu, dan daya saing produk pangan dan hortikultura.
Namun…
Demikianlah, permasalahan klasik yang terulang. Pupuk bersubsidi dengan esensi awal untuk mensejahterakan petani, tak dapat berjalan dengan sepenuhnya sejak 50 tahun silam. Mulai dari sistem perencanaan dan pengawasan yang tidak optimal, sampai minimnya realisasi alokasi kebutuhan subsidi pupuk.
Kelangkaan pupuk bersubsidi jelas membawa dampak yang mendatangkan persoalan baru, seperti pemupukan pasokan pada sejumlah agen nakal, pemalsuan pupuk hingga perubahan sikap dan keputusan petani dalam menentukan sarana budi daya.
Realita ini, membawa implikasi baru perlu adanya sikap inisiatif dan alternatif dari petani, guna meminimalisir ketergantungan subsidi pupuk yang kian hari tak menemukan titik terang. Sejalan dengan itu, dalam mengatasi keterbatasan stok pupuk bersubsidi, terdapat alternatif yang dapat menjadi pilihan yakni dengan mengalokasikan pada penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati.
Selain menjadi alternatif, namun juga menjadi gerakan dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik, mendatangkan beragam manfaat. Pertama, menjadi usaha dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui kandungan unsur hara makro dan mikro yang dapat memperbaiki struktur dan porositas pada tanah. Kedua, mampu meningkatkan angka produktivitas produk pertanian. Ketiga, penggunaan pupuk organik berkepanjangan tidak menimbulkan residu pada hasil panen sehingga tidak membahayakan bagi manusia dan lingkungannya. Keempat, mampu meningkatkan kekebalan tubuh tanaman sehingga dapat mengendalikan dan lebih tahan terhadap penyakit.
Pepetani, trobosan dalam mendukung keberadaan pupuk oraganik dalam dunia pertanian. Pepetani merupakan pupuk yang berpotensi meningkatkan produksi tanaman serta membantu memperbaiki kualitas tanah, dengan harapan tanah semakin sehat dan gembur.
Pupuk bio organik Pepetani mengandung campuran microbial yang berfungsi membantu ketersediaan nitrogen, membantu penyerapan phospat dan kalium serta pupuk lain.
Dengan manfaat penggunaan untuk memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil panen, menyuburkan tanah serta memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan stamina tanaman agar lebih tahan terhadap penyakit.