Esensi Unsur Hara Pada Tanaman

by | Dec 15, 2022 | Pertanian | 0 comments

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur makro (esensial) dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti C, H, O, N, P, K, Ca, S, dan Mg. Sedangkan, unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti Fe, Mo, B, Cu, Mn, Zn, dan Ni.

Unsur hara sangat dibutuhkan sebagai nutrisi tanaman pada lahan pertanian, berakibat langsung pada produktivitas dan keberlanjutan budi daya tanaman. Penyerapan unsur hara secara kontinyu oleh tanaman tanpa diikuti dengan peremajaan tanah menyebabkan ketersediaannya pada lahan berkurang.

Salah satu upaya petani untuk meningkatkan unsur hara pada lahan adalah dengan pemupukan. Pemupukan dengan pupuk anorganik banyak dilakukan di Indonesia karena penggunaan yang mudah dan efek pemberian yang bagus. Namun penggunaan pupuk anorganik yang masif dan tidak diawasi menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Hal ini, karena ketidakseimbangan kandungan biologi dan kimia pada tanah.

Tanah yang sehat memiliki kandungan biologi dan kimia yang seimbang. Upaya untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan komposisi tanah antara lain dengan pemberian pupuk organik. Pemberian pupuk organik juga berperan dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara oleh tanaman. Kemudian mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, dan menekan pertumbuhan agen patogen pada tanah. (Ameeta dan Ronak, 2017 dan Tonfack dkk., 2009).

Pupuk Cair PEPETANI

PEPETANI merupakan pupuk organik cair dengan tambahan asam amino, mineral, dan mikroorganisme menguntungkan yang terbukti dapat memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. PEPETANI cocok digunakan untuk tanaman padi, tanaman kering (jagung, tebu, nanas, dan sejenisnya), hortikultura (tomat, cabai, semangka, melon, kentang, bawang merah, bawang putih, dan sejenisnya), sayur-sayuran (sawi, bunga kol, kangkung, dan sejenisnya), tanaman keras (kopi, kelapa sawit, kakao, dan sejenisnya), dan tanaman hidroponik.

Pemberian untuk padi, campurkan 1 tutup PEPETANI per 1 liter air atau 150 ml PEPETANI per 1 tangki semprot 15 L atau 10 – 18 L pepetani per 1 ha lahan. Kemudian semprotkan pada daun dan batang tanaman pada pagi hari sebanyak sekali tiap 2 – 3 minggu (± 6 kali aplikasi).

Pemberian untuk tanaman kering, campurkan 2 tutup botol PEPETANI per 1 liter air atau 300 ml PEPETANI per 1 tangki semprot 15 L. Kemudian semprotkan merata pada daun dan batang tanaman atau kocorkan pada tanah sebanyak sekali tiap 3 – 4 minggu.

Pemberian untuk hortikultura, campurkan 1 tutup botol PEPETANI per 1 liter air atau 150 ml PEPETANI per 1 tangki semprot 15 L. Kemudian semprotkan merata pada daun tanaman sebanyak 1 – 2 kali tiap 1 minggu.

Pemberian untuk sayuran, campurkan 1 tutup botol PEPETANI per 1 liter air atau 150 ml PEPETANI per 1 tangki semprot 15 L. Kemudian semprotkan merata pada daun tanaman pada pagi hari sebanyak 1 – 2 kali tiap 1 minggu.

Pemberian untuk tanaman keras, campurkan 2 tutup botol PEPETANI per 1 liter air atau 300 ml PEPETANI per 1 tangki semprot 15 L. Kemudian kocorkan pada tanah sekali setiap 1 bulan.

Pemberian untuk tanaman hidroponik, campurkan 1 tutup botol PEPETANI per 1 liter air. Kemudian semprotkan merata pada daun dan batang tanaman pada pagi hari sebanyak 1 – 2 kali tiap 1 minggu.