Pemupukan Cabai, Juga Ada Tekniknya Loh!

by | Jan 9, 2023 | Pertanian | 0 comments

Cabai mejadi komoditas stategis di Indonesia karena mampu mempengaruhi tingkat inflasi akibat fluktuasi harga yang sering terjadi dipasaran. Kegagalan budi daya umumnya karena kesalahan penentuan waktu tanam, budi daya petani konvensional serta pengendalian hama penyakit yang kurang tepat.

Disamping itu, budi daya cabai memiliki prospek yang luar biasa. Pasalnya, cabai menjadi salah satu komoditas dengan pangsa pasar yang besar dan luas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, prosuksi salah satu jenis cabai yaitu cabai rawit di indonesia mencapai 5kg/kapita/tahun.

Menilik budi daya cabai sebagai komoditas yang patut untuk terus dikembangkan. Oleh karena itu, dalam pengembangannya perlu dipelajari lebih mengenai teknis pengoptimalan budi daya cabai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah pemupukan yang berimbang.

Pemupukan Menjadi Dasar Budi Daya

Pemupukan merupakan salah satu komponen yang sangat mempengaruhi kelangsungan kegiatan budi daya. Sehingga pemupukan harus dapat dipastikan benar-benar terjamin baik dari ketersediaan, jumlah dan mutunya.

Pemberian pupuk dimaksudkan untuk memberi nutrisi bagi tanaman atau sebagai pengganti unsur hara yang telah hilang dari tanah, sejalan dengan tujuan pemupukan itu sendiri yakni menambah dan menjaga keseimbangan unsur hara (Budi dan Cahyo, 2008).

Pupuk Organik Cair (POC) menjadi salah satu jenis pupuk yang kerap digunakan oleh sebagian besar petani di Indonesia.

PEPETANI menjadi salah satu Pupuk Organik Cair yang berpotensi meningkatkan produksi tanaman serta membantu kualitas tanah agar semakin sehat, gembur dan baik. Kandungan microbial yang berfungsi membantu ketersediaan nitrogen, membantu penyerapan phospat dan kalium. Selain itu, bakteri baik dalam PEPETANI mampu membantu pertumbuhan, meminimalisir risiko penyakit, dan paling penting ialah menekan 25%-50% pupuk kimia.

Teknik Pemupukan Cabai

  1. Setelah 1 MST (Minggu Setelah Tanam), semprotkan PEPETANI dengan dosis 1 tutup (10 ml) untuk 2 liter atau 8 tutup per tangki. Ulangi setiap minggu.
  2. Saat tanaman memasuki usia 14 HST, lakukan pemupukan pertama: larutkan pupuk kimia NPK dengan dosis 16 kg/ha, dan Pupuk kimia KNO3 (merah) dengan dosis 8 kg/ha. Kemudian, tambahkan 10 tutup (100 ml) pupuk hayati dan 100 gram agensia hayati Trichoderma sp pada tiap 20 L larutan di atas. Untuk pengaplikasian pada tanaman cabai rawit, berikan 100 ml campuran larutan di atas pada setiap tanaman.
  3. Saat tanaman memasuki usia 24-28 HST, lakukan pemupukan kedua. dengan dosis dan cara yang sama seperti pemupukan pertama.
  4. Saat tanaman memasuki usia 50-54 HST, lakukan pemupukan ketiga: larutkan pupuk kimia NPK dengan dosis 32 kg/ha, dan Pupuk kimia KNO3 (putih) dengan dosis 16 kg/ha.Tambahkan 20 tutup (200 ml) pupuk hayati dan 200 gram agensia hayati Trichoderma sp pada tiap 20 L larutan di atas. Untuk pengaplikasian pada tanaman cabai rawit, berikan 100 ml campuran larutan di atas pada setiap tanaman. Peningkatan dosis pemupukan tersebut karena pada 50-54 HST tanaman sudah memasuki fase generatif (pembungaan), sehingga membutuhkan nutrisi yang lebih banyak.
  5. Saat tanaman memasuki usia 60 – 64 HST, lakukan pemupukan ke empat dengan dosis dan cara yang sama seperti pemupukan ketiga.

Nah, itu dia ulasan mengenai penggunaan Pupuk Organik Cair sebagai salah satu upaya pemupukan yang berimbang guna meningkatkan hasil budi daya.