Dalam setiap usaha budi daya pastilah tidak dapat terlepas dari ancaman penyakit, sama hal nya dengan budi daya udang. Kehadiran hama dan penyakit tentu sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan budi daya, karena hama dan penyakit jelas berpotensi besar dalam kematian udang secara massal. Salah satu penyakit yang kerap menjadi perbincangan para petambak ialah penyakit kepala kuning. Penyakit ini mampu menyerang segala jenis tambak baik intensif maupun tradisional.
Mengenal Penyakit Kepala Kuning Sebagai Penyakit Mematikan Bagi Udang
Penyakit kepala kuning atau yellow head disease pertama kali tercatat di Thailand bagian timur pada tahun 1990-1991. Virus ini kemudian menyebar ke negara-negara asia tenggara, termasuk Indonesia. Kemungkinan terbesar penyebaran virus ini melalui kegiatan ekspor impor udang, terutama kegiatan ekspor benur udang. Karena benur yang terinfeksi pada tahap awal tidak menunjukan gejala apapun, sehingga tampilan secara fisiknya terlihat seperti udang sehat.
Penyakit Yellow Head Disease adalah penyakit pada udang yang disebabkan oleh virus (Yellow-head disease baculovirus/ YHDBV). Biasanya indikasi yang terlihat adalah hepatopankreas berubah warna menjadi kekuningan, cephalothorax berwarna kekuningan dan membengkak, warna insang pada udang berwarna pucat atau kecoklatan.
Semua jenis udang dapat menjadi inang yang tepat bagi penyakit ini, baik masih dalam bentuk benur hingga udang dewasa. Penyakit ini dapat bertahan cukup lama dalam tubuh udang, hingga udang menunjukan gejala.
Udang yang terinfksi penyakit ini, pada gejala awal akan menunjukan nafsu makan yang tinggi dan pertumbuhan fisiknya pun bagus. Namun pada doc 50-60 tiba-tiba nafsu makan menurun secara drastis, yang menyebabkan perut udang kosong dan pucat. Setelah menunjukan tanda awal, dalam rentan waktu 3 sampai 5 hari akan menunjukan gejala yang lebih serius, dan apabila tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan udang mati massal.
Ketika sudah terjangkit YHD, mortalitas udang bisa meningkat hingga 100% secara bertahap. Faktor pemicu yang sering terjadi adalah perubahan kondisi kualitas air yang cukup ekstrim, baik dari DO atau pH yang naik turun.
Penyakit ini, tergolong sangat mudah menyebar dari satu udang yang terinfeksi ke udang lainnya melalui kontak fisik. Dengan itu, sangat sulit untuk membatasi persebaran penyakit ini secara menyeluruh pada kolam tambak jika beberapa udah sudah mengalami infeksi. Untuk itu, upaya pencegahan pertama yaitu dengan memisahkan udang yang sudah terinfeksi atau yang sudah mati sekalipun dengan udang yang masih dalam keadaan sehat, dengan maksud agar udang yang terinfeksi tidak menyebarkan virus melalui kontak fisik dan udang yang matipun tidak menjadi bangkai lalu termakan oleh udang yang masih sehat.
sumber gambar: www.isw.co.id