Mengenal Istilah Penting Dalam Budidaya Udang

by | Aug 15, 2022 | Budidaya Udang Vaname, Perikanan | 0 comments

Budi daya udang menjadi komoditas yang luar biasa gurih untuk mendapatkan panggung lebih dari para pebisnis. Tatkala karena hasil penjualannya yang mencapai ratusan juta rupiah dalam satu kali panen. Namun dengan hasilnya yang cukup besar, sebanding dengan teknik budi daya yang tak kalah rumit. Perlu adanya kolaborasi antara pengetahuan teori, pelaksanaan di lapangan dan analisis data. 

Dalam menganalisis data, pastilah memunculkan istilah-istilah yang kerap muncul. Istilah ini sangatlah penting dan menjadi parameter utama dalam analisis operasional budi daya. 

Dilansir melalui sgara.id menyampaikan bahwa istilah ini merupakan deskripsi dari suatu angka yang berkaitan, yang pada akhirnya dapat menjadi acuan dalam mengestimasi dan menentukan waktu panen, jumlah panen, jumlah pakan dan sebagainya.  

Istilah-istilah yang kerap muncul dalam kegiatan budi daya udang vaname: 

1. DOC – Day Of Culture

Bagi teman-teman yang mengikuti perkembangan dunia perudangan pasti kerap melihat atau mendengar istilah DOC atau Day Of Culture yang merupakan total jumlah hari dari budi daya udang terhitung dari hari pertama tebar benur atau bibit. 

Misalnya: DOC 30 yang artinya udang tersebut sudah berjalan 30 hari dari hari pertama penebaran benur.\

2. FCR – Feed Conversion Ratio

Perbandingan antara jumlah pakan keseluruhan yang telah diberikan dengan total berat udang yang telah dipanen atau biomassa udang. 

Misalnya: Tambak budi daya udang menghasilkan panen dengan total berat/biomassa sebesar 10 ton, sementara jumlah pakan yang telah terkonsumsi oleh udang 15 ton. Sehingga dalam menentukan Feed Conversion Ratio ialah dengan: 15 ton pakan terkonsumsi / 10 ton biomassa udang = FCR 1,5 semakin rendah nilai FCR dalam budi daya, maka semakin bagus karena dapat mengefisiensikan penggunaan pakan.

Apabila nilai FCR besar menunjukan bahwa pakan yang diberikan terlalu banyak sehingga dapat terjadi pembengkakan biaya.

3. SR -Survival Rate

Survival Rate mengindikasikan tingkat kelangsungan hidup udang dalam satu periode tertentu. Dalam menghitung persentase SR dengan melihat perbandingan antara udang yang dipanen dengan jumlah benur udang yang ditebar saat awal. 

Misalnya: Jumlah udang saat penebaran awal berjumlah 100.000 ekor, lalu setelah panen hanya mendapatkan 97.000 ekor saja, maka dalam menghitung SR ialah dengan 97.000 / 100.000 x 100% = 97%, sehingga nilai SR adalah 97%

4. MBW – Mean Body Weight 

Tujuan dari menghitung MBW ialah menemukan berat rata-rata udang dalam satu petakan atau kolam tambak pada kurun waktu satu periode budi daya. Dalam menentukan MBW maka petambak perlu  melakukan sampling atau pengambilan data biomassa secara berkala.\

5. ADG – Average Daily Growth 

ADG merupakan penambahan berat harian rata-rata udang dalam suatu periode waktu tertentu, dengan menghitung selisih antara MBW terakhir dan MBW awal kemudian / interval waktu sampling. 

Dengan rumus = (MBW II – MBW I) / T (hari)

6. Size 

Size merupakan ukuran yang menyatakan jumlah udang dalam 1 kg. Semakin kecil nilai size udang, maka harga udang per kg akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Dalam menentukan size, perlu mengetahui MBW terlebih dahulu, karena rumus dalam menentukan size ialah 1kg atau 100 gram / MBW. 

7. Biomassa dan Populasi

Biomassa ialah berat total udang hidup pada satu petakan atau kolam tambak. Sedangkan populasi adalah jumlah udang hidup dalam satu petakan tambak. Keduanya memiliki hubungan keterkaitan yang cukup erat, maka dalam mencari populasi dapat menggunakan rumus: 

Populasi = Biomassa x Size

8. FR – Feeding Rate

Feeding Rate merupakan persentase kebutuhan pakan udang setiap hari berdasarkan MBW dan dari biomassa udang yang telah ada.

9. Tonase 

Tonase adalah total berat udang berdasarkan hasil panen keseluruhan dalam satuan kg atau ton. Umumnya, petambak melakukan panen satu kali dalam satu periode, namun dalam beberapa kasus memutuskan untuk panen berkali-kali. Panen pada kolam tambak dan hanya beberapa bagian di sebut dengan panen parsial. Panen parsial ini mampu mengurangi populasi udang pada tambak sehingga sisa udang yang masih tertinggal dapat berkembang dengan cepat dan besar. 

10. Probiotik 

Probiotik merupakan mikroorganisme yang memberikan efek positif dalam budi daya. Berperan dalam memperbaiki masa pertumbuhan dan lingkungan perairan, kemudian mampu meningkatkan efisiensi konversi pakan, produktivitas serta daya tahan tubuh udang. 

Dalam upaya meminimalisir segala bentuk risiko kegagalan panen, perlu adanya kesinambungan antara hasil analisis data dengan perlakuan oleh teknisi lapangan, agar perlakuan sesuai dengan keadaan tambak budi daya.