Dampak Resesi, Udang Kecil Lebih Diminati

by | Jun 24, 2023 | Peternakan | 0 comments

Menyikapi resesi ekonomi yang tengah menerpa negara pengimpor udang seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang, sebagai produsen utama yang juga menyesuaikan dengan perubahan pola konsumen di negara tujuan ekspornya.

Sejak triwulan 2022, menyoroti akan meningkatnya grafik permintaan udang yang berukuran kecil. Fenomena ini pun juga disertai dengan penurunan harga yang terjadi sejak menjelang pertengahan tahun. “Krisis ekonomi pasca pandemi, konsumen di negara maju masih mau mengkonsumsi udang, Namun dengan ukuran yang lebih kecil” ungkap sekjen Forum Udang Indonesia (FUI) Coco Kokarkin.

AGRINA Agribusiness Outlook 2023: Potret Bisnis Udang

 

 

 

 

 

 

 

Dengan keadaan ini, coco pun menyarankan untuk para petambak melakukan penyesuaian manajemen budidaya. Diantaranya dengan memanen udang pada ukuran yang kecil. Panen ukuran kecil mempersingkat masa pemeliharaan, memperkecil risiko kegagalan, dan memperbanyak frekuensi panen pertahun. Biaya produksi pun masih sangat rendah.

Produksi udang kecil ini juga memiliki peluang ‘menang’ yang jauh lebih besar di pasar ekspor. Sebab ekuador sebagai pemasok utama udang dunia terkendala beberapa hal. Diantaranya luas petakan tambak dan ongkos tenaga kerja yang tinggi sehingga hanya akan efisien jika memanen udang besar, yang memungkinkan hanya dapat diproduksi oleh negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand dan Indonesia.

Coco Kokarkin menegaskan, sebenarya mampu menggenjot produksi udang berukuran kecil dengan biaya rendah. Dengan keluar dari mindset pemahaman bahwa budidaya udang harus berkepadatan tinggi dan panen harus berukuran besar serta diimbangi dengan mengoperasikan tambak baru ataupun revitalisasi dengan sistem tradisional plus.