Dalam kegiatan budi daya udang, risiko terinfeksi penyakit akan terus menghantui para petambak. Penyakit menjadi faktor utama penyebab kegagalan panen yang mengakibatkan kerugian secara sosial ekonomi, hingga berdampak buruk pada lingkungan. Infeksi penyakit pada umumnya terpengaruhi oleh kondisi lingkungan yang kurang baik serta adanya infeksi dari inang penyakit yang memicu organisme terinfeksi mengalami stress dan mati.
Ancaman ini akan terus berdampak pada penurunan tingkat produktivitas tambak udang yang tidak akan pernah optimal apabila petambak tidak cerdas dalam melakukan managemen dan sanitasi tambak guna meminimalisir ancaraman risiko persebaran penyakit.
Kondisi ini menyebabkan perlu adanya pengoptimalan dari sistem tambak khususnya berkaitan dengan penanganan terhadap penyakit dan hama pemangsa. Berkaitan dengan ini, maka pemerintah menganjurkan untuk seluruh petambak menerapkan pengamanan biologi (biosecurity).
Pengamanan Biologi (biosecurity) menjadi sebuah keharusan bagi petambak jika memitigasi risiko kegagalan panen. Biosecurity sebagai upaya pengamanan sistem budi daya dari kontaminasi patogen akibat transmisi jasad-jasad pembawa patogen (carrier) dari luar tanpa penggunaan bahan kimia (obat).
Penerapan biosecurity pada tambak pastilah perlu menyesuaikan dengan kondisi dan skala yang ada pada tambak, semakin sederhana dan berskala kecil pastilah penerapan biosecurity pun juga semakin sederhana. Sebaliknya dalam budi daya udang berskla besar, maka penerapan biosecurity pun juga semakin kompleks dan ketat.
Komponen Utama dan Tindakan Umum Biosecurity
Sebagai bagian dari sistem manajemen budi daya, semua komponen biosecurity dan sarana serta prasarana yang ada sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan.
1. Isolasi
Isolasi menjadi tindakan untuk mencegah kontak antara hewan baru yang berada di area atau lingkungan. Tindakan yang paling penting dalam pengendalian ini ialah dengan meminimalisir pergerakan hewan dan kontak dengan hewan yang baru datang. Upaya lain yaitu dengan memisahkan ternak berdasarkan kelompok umur dan kelompok produksi.
2. Kontrol lalu lintas
Kontrol ini merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit yang berinteraksi dengan alat dan hewan liar selain ternak. Adanya Kontrol lalu lintas ini demi meminimalisir dan menghendtikan adanya kontaminasi pada hewan yang belum pasti bebas dari segala penyakit.
3. Sanitasi
Sanitasi sebagai tindakan pencegahan terhadap kontaminasi yang berasal dari feses. Langkah pertama sanitasi ialah dengan menghilangkan feses dari kolam tambak.
Dalam penerapan kegiatan biosecurity bertujuan untuk melindungi udang dari segala bentuk ancaman dari serangan penyakit maupun lingkungan luar. Kegiatan ini sebagai tindakan pertahanan pertama dalam pengendalian wabah untuk meminimalisir kemungkinan persebaran penyakit (Ditjennak, 2007)
Biosecurity merupakan konsep integral yang mempengaruhi kesuksesan sistem produksi udang. Jika penerapan ini terlaksana dengan baik dan benar maka produktivitas udang, efisiensi ekonomi dan produksi akan tercapai.
Sumber:
[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2007)
Sumber Gambar: