Pemilihan benih tanaman menjadi faktor awal dalam menentukan keberlangsungan budi daya tanaman, tak terkecuali pada tanaman padi. Karena, sebaik apapun pengelolaan unsur lain seperti pengelolaan tanah, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Akan kurang optimal dalam pelaksanaannya, apabila pada tahap awal pemilihan benih sudah tidak selektif. Sehingga, ketika petani sudah tepat dalam menentukan kualitas benih yang bermutu baik maka potensi untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam sistem budi daya tersebut semakin terlihat jelas.
Benih bermutu ialah benih yang berasal dari varietas murni dengan persentase perkecambahan tinggi, bebas dari serangan hama dan penyakit sehingga dapat tumbuh dengan sehat dan kuat dalam berbagai kondisi di lapangan (Fandinata & Ginting, 2018). Faktor penentu tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi penakaran benih saat di lapangan, yaitu faktor genetik, lingkungan dan status benih. Pemilihan benih bibit yang unggul juga mampu menjadi salah satu strategi dalam memecahkan masalah terkait rendahnya produktivitas suatu tanaman budi daya (Ritonga & Sipahutar, 2011).
Dalam upaya peningkatan produksi pangan, penggunaan benih unggul menjadi salah satu cara intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas. Selain dari penggunaan teknologi budi daya yang tepat, pemupukan lahan yang seimbang, irigasi secara teratur, dan pengendalian hama penyakit.
Cara Menentukan Bibit Padi Unggul
1. Merendam Benih ke Dalam Air
Cara ini merupakan cara tradisional yang dapat diterapkan untuk mengetahui kualitas benih padi tersebut. Pengaplikasian cara ini dengan merendam benih ke dalam air beberapa menit hingga tersortir antara benih yang tenggelam dengan benih yang mengapung.
Benih padi yang tenggelam menandakan benih unggul, padat dan penuh. Benih inilah yang sebaiknya dipilih oleh petani, karena tingkat keberhasilan dalam menghasilkan bibit tanaman yang baik cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, benih padi yang mengapung menandakan benih tersebut kosong, tidak padat atau cacat. Dengan demikian, benih yang seperti itu tidak memenuhi standar pemilihan benih yang baik sehingga tingkat keberhasilan tanam cenderung lebih kecil.
2. Menggunakan Telur dan Garam
Cara yang kedua ialah dengan menggunakan telur dan garam. Pada cara ini kita perlu menyiapkan wadah untuk menampung benih padi. Tambahkan air dengan volume kurang lebih dua kali berat benih padi, dan masukan telur hingga dasar air. Masukan garam sedikit demi sedikit hingga telur mengambang, masukan benih padi. Kemudian tunggu beberapa saat hingga terdapat benih yang terlihat mengambang, lalu pisahkan benih yang mengambang dengan benih yang tenggelam. Benih yang tenggelam adalah benih yang berkualitas sehingga siap untuk ditanam.
Sebagai imbuhan, menurut Sekretaris Jurusan Agroteknologi UMY, pemanenan juga perlu mendapatkan perlakuan khusus, yang mana dalam pelaksanaannya secara manual (dengan tangan) agar tidak terjadi kerusakan mekanis yang dapat menurunkan kualitas benih.
Sumber literatur:
Irfan Fandinata, B. S., & Ginting. 2018. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Mangga Terunggul Menerapkan Metode SAW dan WASPAS. 2(1), 27-36.
Ritonga, E.S & D Sipahutar, 2011. Keragaan Produksi Beberapa Varietas Kedelai di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Prosiding Seminar Nasional Pengkajian Dan Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian, 9-11 Desember 2010. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.