Tak hanya sungai, pantai dan bendungan yang memiliki tingkat pencemaran limbah. Pasalnya, tambak udang pun sangat berpotensi terjadi pencemaran perairan. Tingkat pencemaran limbah berasal dari bahan anorganik dan organik yang menumpuk di dasar perairan. Penumpukan limbah ini menyebabkan bau tak sedap akibat dari amonia dan hidrogen sulfida yang tidak terurai bakteri.
Limbah organik dari tambak paling utama berasal dari pakan yang tidak tercerna dengan sempurna selama masa selain itu dari sisa metabolisme dalam bentuk feses yang terus dihasilkan selama periode budidaya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah pakan yang terbuang dalam budidaya intensif dan super intensif dapat mencapai 24% dari keseluruhan pakan. Meningkatnya kadar senyawa di perairan seperti senyawa nitrogen (N), amonia (NH3), nitrit (No2) dan nitrat (No3) secara berlebihan dianggap sebagai kontaminasi utama dalam limbah budidaya,
Upaya meminimalisir tumpukan limbah salah satunya melalui proses bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik atau anorganik dalam jumlah yang besar dengan bantuan mikroorganisme dengan tujuan mengontrol dan mengurangi kandungan bahan pencemaran perairan
Bakteri Pengurai Limbah
Bakteri yang menguntungkan dalam budidaya udang vanamei dikenal sebagai bakteri probiotik. Selain menekan keberadaan patogen, bakteri probiotik juga berperan meningkatkan daya cerna udang dan membantu proses bioremediasi.
Salah satu bakteri probiotik ialah, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang membantu proses bioremediasi. Peran bakteri Nitrosomonas mampu mengoksidasi senyawa amoniak menjadi nitrit, sedangkan bakteri Nitrobacter berperan mengoksidasi/mengubah nitrit menjadi nitrat dalam proses siklus nitrogen.
Peran bakteri Nitrosomonas mampu mengoksidasi senyawa amoniak menjadi nitrit. Sedangkan bakteri Nitrobacter berperan mengoksidasi/mengubah nitrit menjadi nitrat dalam proses siklus nitrogen. Nitrit sendiri merupakan bahan peralihan yang terjadi pada siklus nitrogen, senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi biokimia amonium. Tetapi sifatnya tidak stabil pada kondisi aerobik, dan dilepaskan sebagai gas nitrogen. Sedangkan senyawa nitrat sangat dibutuhkan oleh fitoplankton dalam proses pertumbuhannya.
Bakteri ini mampu mereduksi limbah organik yang disebabkan oleh amonia (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) menjadi nutrisi bagi pertumbuhan.