Mengenal Nyekrek/Ngorok (CRD) Sebagai Musuh Abadi Peternak
Nyekrek/Ngorok atau dalam istilah kesehatan CRD (Chronic Respiratory Disease) bagi manusia bisa jadi hanya sebatas gangguan kesehatan ringan. Namun, berbeda jika terjadi pada unggas, terutama ayam. Para peternak menganggap CRD sebagai penyakit kronis, karena penyakit ini berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan sulit terkendali. Selain itu, penyakit ini mampu menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar Sehingga CRD masih terus menjadi ancaman bagi semua peternak.
Nyekrek/Ngorok atau CRD pada ayam sebagai penyakit pernafasan yang menyerang sinus orbitalis, trakea, kantong udara pada ayam. Penyebab utama penyakit CRD adalah Mycoplasma Gallisepticum (MG) yang merupakan organisme prokaryotik terkecil, termasuk dalam kelas Molicutes yang memiliki dinding sel lunak. Penyakit ini akan menjadi semakin parah jika kondisi lingkungan buruk dan tidak sehat.
Dilansir oleh media online Mitravet, menyampaikan bahwa penularan penyakit dapat terjadi secara horizontal maupun vertical. Untuk enularan secara horizontal sendiri, dapat terjadi secara langsung (dari ayam yang sakit ke ayam lainnya) maupun tidak langsung (melalui debu, peralatan, air minum ataupun pakan), dan penularan secara vertikal pada telur dari induk yang terinfeksi CRD. CRD pada umumnya memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang rendah namun tingkat penyebaran (morbiditas) tinggi.
Penyakit ini menyerang semua segmen pemeliharaan unggas baik ayam pembibit (breeder), petelur dan pedaging.
Gejala Klinis dan Perubahan Anatomi
Gejala klinis yang muncul akibat dari serangan CRD dapat bervariasi mulai dari subklinis sampai kesulitan pernafasan tergantung dari derajat keparahan infeksi, yang diawali dengan keluarnya cairan eksudat bening dari rongga hidung, bersin-bersin, batuk, ngorok dan radang conjunctiva. Kemudian diikuti dengan turunnya nafsu makan, berat badan dan produksi telur.
Perubahan yang paling spesifik untuk CRD yaitu adanya peradangan pada trakhea dan kantong membran udara khususnya pada rongga perut (airsacculitis).
Faktor predisposisi yang memperparah terjadinya infeksi yaitu airsacculitis mulai dari penebalan kantong udara rongga perut sampai telihat adanya perkejuan di satu atau kedua sisi rongga perut, tergantung dari derajat keparahan infeksi.
Pada dasarnya, sebagai peternak yang bijaksana alangkah baiknya kita menanamkan pemahaman bahwa pencegahan penyakit lebih penting daripada pengobatan.
Untuk itu berikut hal-hal yang perlu diwaspadai saat musim penghujan agar ayam tidak terkena Nyekrek/Ngorok?
1. Kondisi Sekam
Pada Musim penghujan sekam cenderung dalam keadaan lembab. Untuk menanggulanginya kita perlu mengontrol kondisi sekam. Apabila sekam sudah terlalu basah sebaiknya kita balik atau tabur dengan sekam baru. Selain itu, perlunya penyemprotan dekomposer guna mengurangi bau amoniak agar tidak berbau menyengat dan sekam menjadi sehat kembali.
2. Sirkulasi udara
Pentingnya sirkulasi udara di musim penghujan harus sering di kontrol karena biasanya udara yg masuk bercampur dengan uap air. Hal yang perlu di perhatikan adalah permainan blower / kipas kandang dan blok. Karena apabila terlalu banyak udara dan uap air masuk apalagi di malam hari, maka ayam akan kedinginan dan hal tersebutlah yang menyebabkan ayam menjadi Nyekrek yang menyebabkan gangguan di sistem pernapasan. Selain itu juga menjadikan BB kurang maksimal.
3. Density/kepadatan.
Pentingnya melakukan pelebaran sekatan untuk ayam juga tak kalah penting. Melihat kondisi apabila dalam satu sekatan, ayam sudah terlihat padat maka perlu di lakukan pelebaran. Idealnya pelebaran terjadi 2 hari sekali tergantung pada kondisi ayam dan sekam. Apabila terlambat melakukan pelebaran / penjarangan juga menjadi salah satu pemicu munculnya Nyekrek, karena amoniak yang berada di sekatan sudah menumpuk sementara kebutuhan udaranya kurang. Hal tersebut yang menyebabkan timbulnya gangguan di saluran pernafasan pada ayam.
4. Pemberian Antibiotik Secara Tepat
Pemberian antibiotik merupakan opsi terakhir ketika nyekrek semakin parah, pemberian antibiotik bertujuan menurunkan efek sekunder kemungkinan terjadi nyekrek oleh bakteri. Pada intinya pemberian antibiotik ketika sudah memaksimalkan manajemen kandang, tetapi nyekrek semakin parah dan angka kematian tinggi untuk itu perlu pemberian antibiotik.
Pada prinsipnya penyakit CRD merupakan penyakit kesalahan manajemen (tata pelaksana pemeliharaan). Penyakit yang menyerang pada sistem pernafasan ini menjadikan penyakit ini identic sebagai penyakit pembuka terhadap serangan penyakit lainnya. Untuk itu dalam penangananannya perlu bantuan dokter untuk mampu mendiagnosa dengan benar dan tepat dalam pemberian antibiotic. Serta tetap memperhatikan manajemen tata pengelolaan dan pemelihataan kendang yang baik.
Sumber: http://mitravet.com/
Penulis: Wimmar Wahid Nugroho Spt (+62 852-2721-7048)
Penyunting: Yovita Cahya