Tanaman tomat sebagai salah satu tanaman hortikultura yang penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi tomat nasional pada tahun 2022 adalah sebesar 1,12 ton. Jawa Barat menjadi provinsi dengan produksi tomat paling banyak pada 2022, yakni 267.407 ton. Kemudian diikuti oleh Sumatera Utara dengan produksi tomat sebanyak 182.460 ton.
Selayaknya budi daya yang lainnya, dalam proses budi daya tomat tak lepas dari kendala di lapagan yaitu dengan adanya gangguan hama dan penyakit tanaman baik bakteri, jamur, virus maupun mikroorganisme lain. Salah satu penyakit yang kerap menjangkiti budi daya tomat ialah penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Penyakit layu yang dapat menyebabkan kematian tanaman hingga gagal panen total atau puso. Dalam jejak pertanian, penyakit ini pernah dilaporkan menimbulkan kerugian yang besar di Kalimantan Tengah dengan tingkat serangan mencapai 25%-50% berdasarkan data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1997). Adanya serangan F.oxysporum menjadi salah satu pembatas yang menyebabkan adanya penurunan produksi tomat. Patogen ini dapat ditemukan pada daerah beriklim sedang dan tropis serta pada lingkungan yang beragam. Selain itu penularan penyakit juga berlangsung cepat, terutama pada lahan lereng karena penularannya melalui aliran air.
Bacillus sp. Berpotensi Menghambat Pertumbuhan Fusarium oxysporum
Menurut penelitian, Bacillus sp. berpotensi dapat menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum, dengan menunda masa inkubasi 15,76%, menekan intensitas penyakit 38,77%, meningkatkan kandungan fenol tanaman (tanin, saponin dan glikosida), serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman dengan meningkatkan bobot kering tajuk 32,05%, bobot kering akar 15,23%, dan bobot buah per tanaman 46,48%. Mekanisme penghambatannya anta lain berupa Bacillus sp. dapat menghasilkan senyawa antimikroba yaitu mikosubtilin, basilomisin, fengimisin, mikobasilin, mikoserein, dan xanthobasidin. Selain itu Bacillus sp. juga meningkatkan kelarutan unsur hara tertentu (seperti fosfat), menghasilkan hormon pertumbuhan seperti indol acetic acid (IAA), dan memacu senyawa ketahanan tanaman karena bertindak sebagai plant growth promoting rhizobacteria.
PRAZAK merupakan pupuk hayati majemuk cair yang mengandung Bacillus subtilis, Pseudomonas flourescens, Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cerevisiae, dan Aspergillus niger yang terbukti dapat mengendalikan berbagai patogen pada tanamantomat. PRAZAK dapat diberikan dengan cara melarutkan 1 tutup botol PRAZAK per 1 liter air, kemudian disemprotkan merata pada tanaman sebanyak sekali tiap 2 – 3 minggu.