Sektor perikanan di Indonesia sangat potensial dan mempunyai prospek yang besar dalam meningkatkan devisa negara. Namun, dalam budi daya udang tidaklah mudah, udang memiliki risiko terserang penyakit yang sangat tinggi. Penyakit udang dapat disebabkan oleh virus, parasit, jamur, dan bakteri. Infeksi bakteri yang sering terjadi pada udang antara lain adalah vibriosis. Bakteri Vibrio spp. merupakan patogen yang sangat penting penyebab kegagalan petambak udang dan penyebarannya secara merata di seluruh dunia dan disebabkan oleh bakteri genus Vibrio terutama spesies Vibrio harveyi, V. splendidus, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum, V. vulnificus, V. campbelli, V. fischeri, V. damsella, V. pelagicus, V. orientalis, V. ordalii, V. mediterrani, dan V. logei. Penularan penyakit vibriosis pada tambak berlangsung cepat dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi hingga 100% populasi.
Dewasa ini, petambak menggunakan antibiotik dan kemoterapeutik untuk mengendalikan vibriosis. Penggunaan antibiotik secara berlebih dan tidak terkontrol dapat terakumulasi di daging udang dan lingkungan sehingga menyebabkan fenomena resistensi antimikrobial (AMR). Penggunaan probiotik dalam upaya pengendalian vibriosis karena tidak menimbulkan efek samping berarti terhadap organisme dan lingkunganny
Lactobacillus sp. meningkatkan angka kelulushidupan udang
Menurut Karthik dkk. (2014), pemberian probiotik Lactobacillus sp. dengan kepadatan sel 106 CFU/g terbukti dapat mengendalikan vibriosis di budi daya udang dibanding dengan kontrol tanpa pemberian probiotik. Selain itu tingkat kelulushidupan pada udang dengan pemberian probiotik nampak signifikan lebih baik dibanding udang dengan pemberian pakan kontrol tanpa pemberian probiotik. Hal tersevut dapat berhubungan dengan imunostimulan dari probiotik terhadap sistem imun udang. Lactobacillus sp. sebagai bakteri asam laktat juga dapat menghasilkan senyawa ekstraseluler untuk menstimulasi respon imun non-spesifik pada vertebrata seperti udang.
PARAQUA LACTO dan PARAQUA BIVIO merupakan probiotik mengandung bakteri Lactobacillus sp. yang terbukti dapat mengendalikan vibriosis pada udang. PARAQUA LACTO dapat diberikan dengan dosis 0,2 – 0,3 ppm dengan interval 2 – 3 hari pada tambak udang sedangkan PARAQUA BIVIO dapat diberikan dengan dosis 0,2 – 0,3 ppm sebanyak 1 – 2 kali dalam seminggu pada tambak udang.
Pranala Luar
Karthik, R., Hussain, A.J., dan Muthezhilan, R. 2014. Effectiveness of Lactobacillus sp. (AMET1506) as Probiotic against Vibriosis in Penaeus monodon and Litopenaeus vannamei Shrimp Aquaculture. Biosciences Biotechnology Research Asia.