Budidaya udang vaname, telah berkembang sedemikian pesat sehingga menjadi salah satu komoditas unggulan sektor perikanan. Akan tetapi, infeksi penyakit kerap menjadi masalah utama kegagalan produksi. Terlebih, penggunaan antibiotik dalam penanganan penyakit justru menimbulkan permasalahan baru terkait dengan resistensi, keamanan pangan hingga dampak terhadap ekosistem lingkungan.
Perkembangan sistem imun pada udang sendiri dapat dikategorikan sangat primitif bila dibandingkan dengan vertebrata lainnya, karena udang tidak mampu memproduksi antibodi spesifik
Sistem imun pada udang merupakan bentuk sistem imun alami (innate immunity) (Kwang, 1996). Udang juga tidak dapat memproduksi limfosit dan tidak memiliki sistem imun adaptive seperti vertebrata lain (Van de Braak, 2002)
Langkah preventif yang dapat diterapkan dalam pengendalian penyakit ialah dengan meningkatkan sistem imun dengan pemberian imunostimulan. Upaya yang diterapkan salah satunya dengan pemberian Trichoderma yang mampu menghasilkan metabolit sekunder yang berguna bagi peningkatan immunostimulant pada udang
Potensi trichoderma sp., bagi udang vaname
Trichoderma sp., mampu menghasilkan beberapa enzim seperti kitinase, protease serta lipase yang memiliki kemampuan untuk mendegradasi dinding dan membran sel patogen.
Dalam praktiknya, pemberian Trichoderma mampu memacu terbentuknya Pro-Fenol Oksidase dan enzim Fenol Oksidase. Peran fenol oksidase membantu udang untuk mengenali partikel asing yang masuk kedalam tubuh semakin baik sehingga udang memiliki daya tahan tubuh yang tinggi. Selain itu, pemberian Trichoderma juga telah terbukti sebagai antimikroba yang akan berpotensi meningkatkan respon stimulan.
Pranala luar:
Kwang, L.C., 1996. Immune Enhancer in the Control of Disease in Aquaculture. Encap Technology Pie, Ltd. Singapore.
Van de Braak., 2002. Haemocytic defence in black tiger shrimp (Penaeus monodon). Wageningen. Netherland.