Kebijakan operasi pasar khusus nya untuk komoditi telur dari Pemerintah Provinsi jawa Timur, menuai protes kalangan peternak ayam di Ponorogo. Imbasnya, ratusan peternak unggas mandiri UMKM dari berbagai kota di Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi dengan berkumpul di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). dalam kesempatan ini, peternak berhasil bertemu dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur Adhy Karyono untuk menyampaikan keluhannya.
Melansir melalui perhitungan data Ditjen PKH Kementan, akar masalah yang disuarakan peternak dalam releasenya terkait kondisi over supply kuota Grand Parent Stock (GPS) baik ayam layer maupun broiler.
Peternak juga menyoroti langkah integrator pembudidaya Final Stock yang enggan menjual ayam hidup sesuai dengan ketentuan harga acuan Permendag.
Ditambah, dengan beredarnya telur breeding di pasar komersial dan operasi pasar yang dilakukan oleh Pemprov Jatim tanpa berkoordinasi dengan peternak mandiri UMKM yang berakibat pada gejolak harga pasar, sehingga peternak mandiri merugi.
Mirisnya, eksistensi peternak mandiri kecil dengan kapasitas kandang 1.500 hingga 15.000 ekor, kelangsungan nasip nya tak diperhatikan, padahal mereka ini lah yang membantu perekonomian rakyat. Seolah semakin tak mendapat perhatian, dengan kapasitas kandang yang ada dan tergolong terbatas membuat peternak mandiri kecil tidak dapat bergabung dalam kemitra-an konvensional bisnis perusahaan integratasi.
Oleh karena itu, harapannya pemerintah pusat segera melakukan pembatasan perkembangan populasi perusahaan terintegrasi dan tidak melakukan aktivitas transaksi langsung di pasar basah (pasar rakyat)
Sejalan dengan itu, sudah sewajarnya para integrator yang lebih pandai dan terstruktur mampu untuk menciptakan pasar masa depan tersendiri dengan harga jual sesuai, tanpa melukai hati peternak mandiri.
Sumber:
https://www.poultryindonesia.com/terdampak-operasi-pasar-peternak-ayam-jatim-melakukan-demo/
