Peran Kalsium Pasca Proses Molting pada Udang

by | Jun 13, 2023 | Budidaya Udang Vaname, Perikanan, udang | 0 comments

Udang merupakan komoditas yang saat ini sedang gencar dibudidayakan. Bagaimana tidak, dengan pertimbangan pertumbuhannya yang relatif cepat dan sintasan pemeliharaan yang cukup tinggi.

Namun, dalam praktinya, usaha budidaya udang masih ditemukan masalah antara lain fluktuasi pertumbuhan, daya serap pakan yang belum optimal hingga pengerasan kulit yang lambat pasca molting yang memungkinkan terjadinya kanibalisme.

Molting udang menjadi proses alami dalam kehidupan udang, dimana udang mengalami proses pergantian kulit atau cangkang yang idealnya  terjadi pada hewan krustasea.

Molting atau pergantian kulit lazimnya terjadi ketika udang

mengalami perbesaran volume tubuh sementara ukuran eksoskeleton tidak dapat bertambah besar karena memang sifatnya yang kaku. Eksoskeleton yang dimiliki udang terbentuk dari kandungan kitin, garam kalsium, protein dan lemak. Sehingga untuk menyesuaikan karakteristik tersebut, maka udang akan melepas cangkang lama kemudian digantikan dengan cangkang baru setelah proses molting selesai.

Tahapan molting pada udang:

  1. Pre-molt, fase sebelum molting. Pada fase ini, udang masih mempersiapkan tubuhnya untuk proses molting selanjutnya. Nafsu makan udang akan semakin menurun dan lapisan kutikula mulai terbentuk
  2. Inter-molt, fase ini eksoskeleton akan mengeras akibat protein dan mineral menyatu. Pertumbuhan bobot udang semakin bertambah sehingga aktivitas makan udang pun semakin tinggi hingga maksimal
  3. Molt, merupakan fase pelepasan kulit lama yang diikuti dengan penyerapan air dari media dalam jumlah yang tinggi. Pada fase ini seluruh otot anggota tubuh mulai melemas dan memungkinkan untuk terlepas dari eksoskeleton lama
  4. Post-molt, fase ono terjadi setelah proses pelepasan eksoskeleton lama selesai. Pada fase ini udang menyerap banyak air untuk mampu memperkuat kutikula baru yang akan menyesuaikan bentuk tubuh. Eksoskeleton baru akan mulai mengeras dalam hitungan beberapa jam saja.

Peran kalsium

Semakin sering udang mengalami proses molting maka menunjukan semakin cepat pula pertumbuhannya.

Dengan demikian peran kalsium sangat dominan dalam proses pengerasan kulit udang. Kadar kalsium pada air tambak harus tetap stabil, karena zat ini sangat dibutuhkan dan diserap udang untuk membentuk kulit baru.

Setelah proses molting selesai, kalsium yang berada di hemolimfa digunakan untuk pengerasan eksoskeleton.  Kalsium yang berasal dari hemolimfa hanya memenuhi 10% dari kebutuhan kalsium, dan sisanya diperoleh dari kalsium pada lingkungan perairan. Sehingga, terdapat hubungan positif antara kalsium pada hemolimfa dengan kadar kalsium di lingkungan.

Apabila kebutuhan mineral kalsium tak tercukupi, maka cangkang baru pada udang akan berpotensi lembek dan tidak dapat mengeras.. Guna meminimalisir hal tersebut terjadi, maka perlu dilakukan pengecekan zat mineral yang terkandung dalam air. Apabila ketersediaan jauh lebih sedikit dibandingkan kebutuhan, maka perlu adanya penambahan mineral.

IMPROIUM ( i-U2) Mineral Penting Proses Molting

IMPROVIUM (I-U2) merupakan mineral penting yang diperlukan dalam proses pergantian kulit (moulting) udang dan berperan dalam meningkatkan biomassa plankton diatom. Plankton penting karena membentuk dasar dari jaring makanan air. Dalam 1 kg IMPROVIUM 2 mengandung CaCO3, KLC, Na2CO3, NaHCO3, Zeolit .