Mengenal Blue Green Algae (BGA) Penyebab Air Berwarna Hijau Kebiruan
Fitoplankton menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya. Fitoplankton memiliki peran sebagai pakan alami, produsen oksigen, dan gambaran mengenai kualitas air pada budidaya. Blue Green Algae (BGA) menjadi salah satu kelompok fitoplankton yang umumnya mudah ditemui, yang menyebabkan air berwarna hijau kebiruan.
Namun, populasi BGA dalam jumlah yang besar atau blooming sangat berbahaya bagi ekosistem tambak. Blooming Blue Green Algae (BGA), merupakan istilah lain dari ledakan alga, kondisi suatu perairan baik kolam, danau, ataupun rawa mengalami ledakan populasi plankton yang cukup besar. Keadaan ini, mampu menyebabkan rendahnya transparansi air sehingga DO di tambak berkurang dan terjadi akumulasi senyawa beracun. Bahkan, beberapa plankton dari BGA mampu menghasilkan racun yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan hapatopankreas. Seperti kasus yang terjadi di Maluku Utara pada Febuari 2020 lalu, mengenai fenomena ratusan ikan mati di perairan Maluku.
Penyebab Munculnya Blooming Blue Green Algae (BGA)
Eutrofikasi sebagai proses pencemaran air dengan kelebihan unsur hara berupa nitrogen dan fosfor ke dalam ekosistem perairan. menjadi penyebab munculnya blooming BGA. Kelebihan unsur hara ini seringkali berasal dari sisa pakan yang berada dalam ekosistem tambak. Faktor lain yang mempengaruhi Blooming BGA akibat pemanasan global yang mengakibatkan suhu perairan meningkat yang akan memicu aktivitas metabolisme alga dan mengakibatkan aktivitas pembelahan sel berlangsung lebih cepat. Selain itu, pembuangan limbah yang mengandung fosfat seperti detergen rumah tangga yang juga menjadi faktor terjadinya blooming alga.
Bagaimana Upaya Penanganan Ledakan Populasi Blooming Blue Green Algae (BGA)?
Dalam ekosistem tambak yang mengalami blooming BGA, pastilah harus dapat teratasi sesegera mungkin untuk mencegah kematian pada udang.
Untuk itu, perlu penerapan langkah-langkah dalam menanggulangi ledakan populasi Blue Green Algae (BGA), yaitu
- 1. Melakukan pengamatan kualitas air secara berkala, karena BGA memiliki kaitan yang kuat terhadap pH, suhu dan nutrient.
- 2. Menekan dan memanipulasi input nutrient ke dalam tambak.
- 3. Menaikan salinitas, karena beberapa blue green algae tidak tahan dengan salinitas yang tinggi.
- 4. Penerapan teknologi biofloc, dengan memanfaatkan nitrogen pada kolam budidaya dengan menstimulasi pertumbuhan mikroba yang dapat mengubah limbah nitrogen menjadi pakan alami bagi udang.
- 5. Mengurangi tingginya intensitas cahaya di tambak dengan menambahkan atap atau waring hitam di atas kolam.
Namun apabila sudah terjadi blooming algae, maka yang bisa kita lakukan adalah mengidentifikasi jenis Cyanophyta yang tumbuh. Apabila berupa filament dalam jumlah yang sedikit, maka dapat melakukan pembuangan secara mekanis dengan alat bantu sesegera mungkin guna mencegah kematian massal yang akan menurunkan oksigen tersebut.
Mengatasi BGA dengan Paraqua Actino
Namun, jika blooming algae sudah semakin banyak, maka petambak membutuhkan bahan alami untuk membantu mengendalikan pertumbuhan blooming algae, seperti produk Paraqua Actino yang mengandung Actinomycetes sp. sebagai komposisi untuk mencegah blooming BGA
Peristiwa ini memang jarang terjadi, akan tetapi sangat memungkinkan terjadi dan bila terjadi sangat beresiko untuk makhluk hidup yang berada dalam tambak tersebut. Untuk itu, pengelola tambak sebaiknya dengan rutin melakukan pengecekan pada kualitas air dalam tambak, sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi ledakan blooming algae.