Bacillus sp. dan Lactobacillus sp. Sebagai Bioremediasi

by | Dec 4, 2024 | Perikanan, probiotik | 0 comments

Indonesia dikenal dengan industri akuakultur yang luas, terutama dalam budidaya udang dan ikan. Namun, praktik ini menghasilkan sejumlah besar limbah yang dapat mengancam kesehatan lingkungan akuatik. Limbah budidaya secara intensif berasal dari akumulasi residu organik yang berasal dari pakan tidak termakan, ekskresi amoniak, feses dan partikel pakan. Untuk mengatasi masalah ini, bioremediasi menawarkan solusi yang menjanjikan.

Bioremediasi melibatkan pemanfaatan mikroba untuk menguraikan zat berbahaya menjadi senyawa yang kurang atau tidak berbahaya. Dalam akuakultur, teknik ini sangat penting untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari sisa pakan dan metabolisme. Apabila keadaan ini diteruskan dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan menjadi wabah penyakit di antara makhluk hidup akuatik.

Spesies Bacillus telah terbukti sebagai bioremediator yang efektif karena kemampuannya untuk menguraikan berbagai polutan. Bakteri ini memiliki enzim seperti lipase, protease, dan amilase yang membantu memecah bahan organik kompleks yang terdapat dalam limbah kolam udang. Misalnya, Bacillus subtilis telah terbukti mengurangi kadar amonia melalui proses nitrifikasi, sehingga meningkatkan kualitas air secara keseluruhan. Selain itu, beberapa strain seperti Bacillus pumilus menunjukkan efektivitas terhadap kontaminan logam berat yang umum ditemukan di lingkungan akuakultur.

Saat bioremediasi berlangsung, enzim yang diproduksi oleh Bacillus sp akan memodifikasi bahan organik beracun menjadi metabolit yang tidak beracun. Bacillus sp. terbukti dapat menurunkan jumlah senyawa nitrogen, tingkat BOD dan COD air budidaya (Reddy dkk., 2018).

Lactobacillus memainkan peran dalam mengurai limbah akuakultur. Bakteri ini berkontribusi pada mineralisasi bahan organik dan pengurangan senyawa nitrogen berbahaya seperti amonia melalui proses denitrifikasi. Ini membantu menjaga tingkat pH yang optimal untuk pertumbuhan ikan yang sehat sambil meminimalkan stres pada kehidupan akuatik akibat penumpukan senyawa beracun. Selain itu, beberapa spesies Lactobacillus menunjukan kemampuan dalam meningkatkan siklus nutrisi dalam ekosistem dan memberikan manfaat tambahan serupa dengan pupuk tradisional tetapi tanpa dampak lingkungan yang merugikan..

Beberapa studi yang dilakukan di Indonesia menyoroti efektivitas penggunaan agen mikroba ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk. (2023). Penelitian ini dijalankan dengan metode eksperimental menerapkan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol tanpa probiotik. Hasil observasi DO selama 30 hari bahwa kadar DO terbaik pada perlakuan dengan probiotik Lactobacillus sp dan Bacillus sp yaitu 5.89. Kadar amonia pada perlakuan dengan probiotik yang sama juga memperoleh kadar amonia paling rendah. Tingginya konsentrasi amonia dapat memicu terhambatnya pertumbuhan udang dan menaikkan kandungan nitrit yang sifatnya toksik di perairan.

Dengan mengadopsi pendekatan ini yang disesuaikan untuk memanfaatkan Bacillus sp. dan Lactobacillus sp., para pembudidaya dapat ikut meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal. Para pembudidaya dapat menggunakan produk milik CV. Pradipta Paramita merek “PPM6” yang mengandung Bacillus sp. dan Lactobacillus sp. PPM6 dapat diberikan sebanyak 200 ml untuk kolam berukuran 1000 m3 dengan cara ditebarkan langsung ke kolam.

Indonesia ke luar luar negri, depart ln menghubungi dubes ri terkait kunjungan. kpn dan kepresidenan menyiapkan bbrp hal, biro keprotklan menyiapkan segala sesuatu ttg paspor, petunjuk arah, buku saku, utuk petunjuk arah ini berkoordinasi dgn depart ln. untuk memesan hotel, ini team pendahulu (biro protokol)