Penggunaan arang aktif untuk budidaya ikan, memang sudah kerap terdengar. Seperti petambak yang sudah banyak menerapkan penggunaan arang sebagai filter air budidaya. Selain itu, arang aktif juga berpengaruh baik dalam menekan bau lumpur dalam pencernaan ikan, mengurangi angka Feed Convertion Ratio (FCR) serta meningkatkan kualitas air.
Arang aktif memiliki dua jenis berdasarkan bentuk yakni dalam bentuk butiran (granula) dan serbuk (Powdered Activated Charoal/PAC). Arang serbuk memiliki ukuran sebesar 0.17 µm, tidak beraroma dan tidak berasa yang mempunyai kandungan karbon 85-95%. Dengan daya serap yang tinggi sehingga mampu menyerap berbagai racun. Sedangkan arang granula memiliki ukuran hingga 2 mm.
Dalam pengaplikasiannya terdapat dua metode, pertama pemberian secara langsung dengan mengaplikasikan arang aktif sebanyak 0,5% dari total pakan kolam tersebut. Kemudian kedua dengan metode pencampuran pakan, petambak dapat mencampurkan arang aktif sebanyak 1.5% dari total pakan.
Pertama, pemberian arang aktif terhadap pencernaan adalah mikrofili usus ikan akan menjadi lebih panjang dan meluas. jdd hHal tersebut dapat menyebabkan daya serap usus ikan semakin baik maka FCR akan menurun. Kedua, keberadaan arang aktif pada pencernaan ikan dapat menyerap bau lumpur yang tersisa di dalam tubuh ikan. Terakhir, mampu meningkatkan pertumbuhan ikan dan mengurangi ammonia pada media budidaya serta mampu mereduksi pestisida pada organ ikan seperti insang, hati, limpa, ginjal dan usus.
Namun penggunaan arang aktif untuk budidaya ikan kerap menimbulkan sisa yang membuat kolam menjadi kotor. Baik itu dengan metode campuran pakan ataupun pemberian langsung. Kurang melekatnya bahan pengikat pada pakan dapat menyebabkan arang tidak terikat pakan dengan baik. Maka untuk mengatasi hal tersebut, petambak ikan perlu rutin membersihkan gumpalan akibat arang agar menjaga kualitas air tetap baik
Sumber Referensi: isw.co.id, news.kkp.go.id